Selamat Datang di Az-Hikmah


Metode Az-Hikmah
Berikut 3 (tiga) hal yang dilakukan dalam pengobatan Az-Hikmah, yaitu:
  1. SHALAWAT WAHIDIYAH
    Shalawat Wahidiyah merupakan amalan berupa doa, bukan ajaran bukan juga aliran.
    عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله: مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ
    Dari Anas bin malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”Hadits Riwayat An-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban rahimahullah, al-Hakim rahimahullah dan disepakati oleh adz-Dzahabi, rahimahullah juga oleh Ibnu hajar rahimahullah dalam “Fathul Baari” (11/167) dan al-Albani rahimahullah dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643)
    Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya. Jika shalawat itu datangnya dari Allah Swt. berarti memberi rahmat kepada makhluk. Shalawat dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang mukmin berarti suatu doa agar Allah Swt. memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya.
    Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
    Sumber: http://pustaka.abatasa.com/pustaka/detail/shalawat/allsub/171/arti-shalawat.html
    3 hal yang penting yang terdapat dalam Shalawat Wahidiyah, yaitu:
    1. Lillah - Billah
      أَ شْـــهَــدُ اَنْ لاَ إِ لـــــهَ إِ لاَّ الـلّــــــــــــهُ
      Aku mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah
      (Syahadat Tauhid)
      • Memahami kata Lillah yaitu Mengerjakan sesuatu hanya semata-mata karena Allah SWT.
        Hajat yang ingin dicapai karena keinginan diri sendiri tetapi diniatkan karena Allah SWT dan ini menjadi titik awal atau landasan menjadikan hajat sebuah ibadah.
        وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
        Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat:56 )
      • Memahami kata Billah yaitu Segala sesuatu yang baik semata-mata karena izin dari Allah SWT.
        Saat hajat menjadi sebuah ibadah, harus dipahami bahwasannya dijabahnya suatu hajat karena izin Allah SWT dan bukan karena diri sendiri, bukan karena ini dan itu, semuanya semata-mata izin dari Allah SWT. Ini menjadi titik awal menghindari kemusyrikan.
        كُنْتُ رَدِيْفَ النَّبِيِّ عَلَى حِمَارٍ، فَقَالَ لِيْ: يَا مُعَاذُ، أَتَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوْا
        Aku pernah diboncengkan nabi Shallallahu’Alaihi Wasallam di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku: “wahai Muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya, dan apa hak hamba-hamba-Nya yang pasti dipenuhi oleh Allah? Aku menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda: “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya ialah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya: “ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang? beliau menjawab: “Jangan engkau lakukan itu, karena khawatir mereka nanti bersikap pasrah.” (HR. Bukhari, Muslim)
        -
    2. Lirasul - Birasul
      وَ أَ شْــهَــدُ أَنَّ مُحَـــمَّـــدً ا رَّ سُــوْ لُ الـلّـــــــــهُ
      Aku mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah
      (Syahadat Rasul)
      -
      Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, adalah Maha Pemberi Rahmat. Allah SWT juga menjadikan nabi Muhammad sebagai rasul-Nya menjadi rahmat bagi semesta alam seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya berikut:
      وَ مَا أَرْسلْنَك إِلا رَحْمَةً لِّلْعَلَمِينَ‏
      Tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat
      bagi semesta alam.
      ” (Al-Anbiya’:107)
      -
      Oleh sebab itu bershalawat menjadi penting untuk dilakukan agar mendapat rahmat dari Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam seperti yang diperintahkan Allah SWT dalam firman-Nya:
      إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىّ‏ِ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً
      Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi; wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya” (Al-Ahzab/33: 56)
      -
    3. Lighouts - Bighouts
      ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون. الذين آمنوا وكانوا يتقون.لهم البشرى في الحياة الدنيا وفي الآخرة لا تبديل لكلمات الله ذلك هو الفوز العظيم
      "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang- orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa" (QS. Yunus : 62-63).
      Orang Muslim beriman bahwa Allah Ta'ala mempunyai wali-wali dari hamba-hamba-Nya yang Dia pilih untuk beribadah kepada-Nya, menjadikan mereka taat kepada-Nya, memuliakan mereka dengan memberikan cinta-Nya kepada mereka, dan memberikan karamah-karamah-Nya kepada mereka.
      Allah Ta'ala adalah wali mereka yang mencintai dan mendekatkan mereka. Sedang, mereka adalah wali-wali Allah Ta'ala yang mencintai-Nya, mengagungkan-Nya, memerintah dengan perintah-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, melarang dengan larangan-Nya, mencintai dengan cinta-Nya, dan marah dengan kemarahan-Nya. Jika mereka meminta sesuatu kepada Allah Ta'ala, maka Dia memberikan permintaan mereka. Jika mereka meminta pertolongan kepda Allah Ta'ala, maka Dia menolong mereka. Jika mereka meminta perlindungan kepada Allah Ta'ala, maka Dia melindungi mereka. Mereka adalah orang-orang beriman, orang-orang bertakwa, orang-orang yang memiliki karamah, dan orang-orang yang memiliki khabar gembira di dunia dan akhirat.
      Setiap orang mukmin dan bertakwa adalah wali Allah Ta'ala. Hanya saja, tingkatan mereka berbeda tergantung kepada ketakwaaan mereka dan keimanan mereka. Siapa saja yang beriman dan ketakwaannya sempurna, maka kedudukannya di sisi Allah Ta'ala tinggi dan karamah-Nya lengkap. Pemimpin para wali adalah para rasul dan para nabi. Dan sesudah mereka adalah kaum Mukminin.
      Karamah-karamah yang terjadi kepada wali-wali Allah Ta'ala dari kaum Mukminin, seperti makanan sedikit menjadi banyak, atau menyembuhkan sakit, atau menyelam di laut, atau tidak terbakar oleh api, adalah sejenis mukjizat.
      Sumber: http://alislamu.com/aqidah/69-wali-wali-allah-beserta-karamah-karamah-mereka.html
      Dalam hal ini adalah berwasilah terhadap wali-wali Allah (hamba-hamba-Nya yang Dia pilih untuk beribadah kepada-Nya, menjadikan mereka taat kepada-Nya, memuliakan mereka dengan memberikan cinta-Nya kepada mereka, dan memberikan karamah-karamah-Nya kepada mereka).
      -
      أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوراً

      "Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka (Maksudnya: Nabi Isa a.s., para malaikat dan 'Uzair yang mereka sembah itu menyeru dan mencari jalan mendekatkan diri kepada Allah) siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti" (Al-Israa':57)
      -
      Lafadl Alwasilah dalam ayat ini adalah umum, yang berarti mencakup tawassul terhadap dzat para nabi dan orang-orang sholeh baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, ataupun tawassul terhadap amal perbuatan yang baik.
      -
  2. PEMBIMBING
    Bimbingan dan arahan diberikan oleh pembimbing (Ki Ageng Samudra) kepada pasien mengenai;
    • Tata cara bacaan Shalawat Wahidiyah khusus yang disesuaikan kepada hajat pasien.
    • Tata cara hal-hal/tahapan ikhtiar/usaha yang perlu dilakukan oleh pasien.
    • Pemantapan maupun penguatan terhadap niat dan hajat pasien sesuai dengan syariah Islam.
    Pembimbing juga terlibat dalam usaha pencapaian hajat pasien dengan melakukan mujahadah khusus untuk pembimbing.
    -
  3. PERANGKAT AL-HIKMAH
    Perangkat Al-hikmah dalam hal ini merupakan media bantu yang diperlukan untuk diadakan, disesuaikan dengan kebutuhan hajat pasien.
Dari penjabaran di atas, tidak terdapat pantangan secara agama Islam dalam metode Az-Hikmah. Dilakukan semata-mata karena Allah dengan tuntunan yang sesuai dengan syariah Islam, peran serta pasien untuk mencapai hajatnya dibutuhkan Keikhlasan dan Keyakinan teguh kepada Allah SWT. Keberhasilan pencapaian hajat hanya karena izin Allah SWT.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.